Menuju penghujung tahun, Indonesia memasuki puncak dari musim penghujan dengan meratanya curah hujan bahkan di seluruh daerah di Indonesia. Meskipun keberadaan musim penghujan membawa dampak baik, tetapi jika terlalu berlebihan pun dapat menimbulkan berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, dan lain-lain. Bahkan curah hujan tinggi dapat menghambat beberapa sektor untuk beraktivitas seperti biasanya.
Curah hujan tinggi sering dikaitkan dengan La Nina, mungkin kita sering mendengar kata La Nina sebagai tendensi bahwa hujan terjadi lebih sering dari biasanya. Lebih dari itu, menurut Supari (2014) bahwa fenomena La Nina merupakan kondisi suhu muka lautan di wilayah pantai Amerika Selatan mendingin sementara suhu muka laut di perairan Indonesia menghangat sehingga tersedia cukup uap air pembentuk. Hal ini berarti, ketika fenomena ini sedang terjadi maka Indonesia masuk ke dalam masa basah yang disebabkan intensitas hujan yang semakin meningkat.
Bagaimana Kondisi Cuaca Cilacap?
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Kabupaten Cilacap menjelaskan bahwa berdasarkan analisa yang didapat dari akumulasi curah hujan pada bulan Oktober di Kabupaten Cilacap yang dikhususkan wilayah Timur dan Selatan disimpulkan terjadi peningkatan lebih dari 100 persen dibandingkan dengan kondisi normal tanpa adanya pengaruh La Nina.
Data menunjukkan bahwa curah hujan normal pada bulan Oktober di Cilacap bagian selatan dan timur sebesar 328 milimeter. Namun pada bulan Oktober 2021 akumulasi curah hujan di wilayah Kecamatan Binangun 750 milimeter, Kecamatan Adipala 815 milimeter, dan Cilacap Kota 750 milimeter. Yang artinya bahwa terjadi peningkatan yang drastis dari kondisi normal.
Adanya pengaruh dari La Nina moderat diprediksikan terjadi pada bulan Oktober hingga November, untuk bulan Desember hingga Januari memang menjadi puncak dari musim hujan sendiri. Sehingga potensi hujan ekstrem diperkirakan terus terjadi hingga bulan Januari 2022.
Kesiapsiagaan Menyambut La Nina
Adanya perkiraan cuaca yang sudah dianalisa oleh BMKG menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat untuk dapat menghadapi potensi hujan ekstrem akibat La Nina moderat. Sebab dalam hal ini, bencana alam sangat mungkin terjadi seperti banjir dan longsor. Terlebih dampak yang paling mengena juga dirasakan pada sektor pertanian yang sulit melakukan aktivitas sebagai keberlangsungan pengelolaan sektor.
Dari segi dampak bencana, hal ini seharusnya menjadi kesadaran bagi kita semua untuk waspada terhadap kemungkinan adanya bencana alam. Seperti untuk tidak membuang sampah sembarang yang dapat mengakibatkan penyumbatan saluran air. Kemudian melakukan kerja bakti atau pembersihan area-area tertentu. Kesiapsiagaan dari semua pihak dengan menerapkan pola hidup yang tidak merugikan alam menjadi tindakan preventif yang paling mendasar. Di sisi lain, pemerintah melakukan kesiapsiagaan apabila bencana tiba-tiba muncul.
Dari segi ketahanan pangan, adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi hal yang perlu diterapkan. Misalnya dapat dilakukan dengan peta kalender tanam atau sistem penjadwalan penanamaman yang didasarkan pada fenomena alam. Meskipun cara ini terbilang lawas dan tingkat akurasinya mungkin sudah kurang sesuai karena perubahan lahan dan menghilangnya keanekaragaman hayati. Namun Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi pada tahun 2007 sudah menyusun Peta Kalender Tanam yang disesuaikan dengan skenario iklim yang mungkin terjadi pada setiap musim penanaman.
Kesiapsiagaan dampak yang mungkin ditimbulkan dari adanya La Nina merupakan bentuk kerjasama dari semua pihak untuk lebih menjaga lingkungan agar terhindar dari besaran resiko terjadi bencana alam. Kemudian dari sektor ketahanan pangan meskipun dapat dikatakan mungkin mengalami penurunan selama hujan ekstrem dapat lebih mawas diri terhadap pengelolaan sumber daya air untuk menekan resiko perubahan iklim.
Analisa Oleh: Cahyaningtias Purwa Andari
Sumber Tautan Berita
https://www.liputan6.com/regional/read/4691496/mirip-2020-ini-potensi-bahaya-la-nina-di-cilacap-dan-banyumas
https://www.merdeka.com/peristiwa/kepala-bmkg-curah-hujan-meningkat-40-persen-di-jateng-dampak-fenomena-la-nina.html
https://www.liputan6.com/regional/read/4691501/48-persen-desa-di-cilacap-rentan-bencana-alam-awas-ada-la-nina
https://www.gatra.com/detail/news/527416/kebencanaan/antisipasi-la-nina-apel-konsolidasi-bencana-digelar-di-cilacap
https://www.liputan6.com/news/read/4697862/dampak-la-nina-bmkg-waspadai-peningkatan-curah-hujan-di-jawa-tengah
https://www.gatra.com/detail/news/527297/kebencanaan/bmkg-imbau-masyarakat-barlingmascakeb-waspada-dampak-la-nina-
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/379000/bmkg-ingatkan-masyarakat-waspada-curah-hujan-meningkat-dan-dampak-la-nina
https://radarbanyumas.co.id/awas-bencana-puncak-dampak-la-nina-november-desember/
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-012901609/waspada-bencana-hidrometeorologi-bmkg-rilis-daerah-yang-diprediksi-terdampak-badai-la-nina
https://www.kompas.tv/article/226965/5-wilayah-di-jateng-diminta-waspada-curah-hujan-tinggi-akibat-la-nina-potensi-banjir-hingga-longsor
https://www.gatra.com/detail/news/527435/kebencanaan/daerah-malapetaka-78-bencana-alam-terjadi-di-cilacap-pada-2021
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211029130423-20-714039/ganjar-pranowo-jateng-siap-siaga-hadapi-longsor-dan-rob-saat-la-nina
https://www.gatra.com/detail/news/526369/kebencanaan/ratusan-desa-di-cilacap-rawan-bencana-banjir-dan-longsor
https://news.okezone.com/read/2021/10/28/512/2493034/banjir-bandang-di-cilacap-surut-warga-berjibaku-bersihkan-lumpur
https://www.liputan6.com/news/read/4697400/waspada-fenomena-la-nina-seiring-musim-hujan-bagaimana-antisipasinya
https://www.liputan6.com/regional/read/4664449/iod-disusul-la-nina-awas-cuaca-ekstrem-di-jateng-selatan-termasuk-cilacap
https://radarbanyumas.co.id/sepekan-cuaca-buruk-di-cilacap-akibat-fenomena-la-nina/