Omicron, Mutasi Virus Covid Terbaru

5
(10)

Kurang lebih sudah 2 tahun kita menjalani hari-hari dengan menggunakan masker, mengurangi mobilitas, dan berbagai hal yang membuat kita bosan dengan aktivitas-aktivitas yang terbatas. Bahkan mungkin beberapa dari kita merupakan penyintas covid baik secara sadar maupun tidak sadar. Boleh dikatakan kita sudah mulai lelah dengan kondisi naik turunnya kasus hingga adanya mutasi virus yang seolah mengekalkan pandemi ini.

Belakangan ini, kita kembali dikhawatirkan dengan adanya varian omicron menjadi chapter baru pandemi, yang mulai terdeteksi keberadaannya di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes, saat ini (27/12) sudah tercatat 46 kasus omicron yang sebagian besar merupakan imported cases yang ditularkan melalui perjalanan ke luar negeri. Peningkatan kasus terjadi seiring dengan pulangnya pekerja migran ke Indonesia.

Mengenal Lebih Lanjut Varian Omicron

Menurut laporan dari WHO (2021) dengan judul Enhancing Readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, pada tanggal 26/11/21 WHO menyatakan bahwa varian B.1.1.529 yang disebut Omicron menjadi Variant of Concern (VOC). VOC merupakan bentuk klasifikasi yang dikeluarkan oleh WHO sebagai varian virus corona yang dapat menyebabkan peningkatan penularan dan kematian. Bahkan dalam klasifikasi VOC, varian virus jenis ini memiliki pengaruh terhadap tingkat efektivitas vaksin secara signifikan.

Lebih lanjut, omicron merupakan varian berbeda dengan angka lonjakan 26-32, yang beberapa diantaranya mengkhawatirkan dan berpotensi menimbulkan immunce escape serta transmisibitas tinggi. Immune escape atau immune evasion menurut Eldred (2021) dalam artikelnya Coronavirus FAQ: Help Me with Omicron Vocab. What’s Immune Evasion? Epistasis?, setelah terinfeksi virus atau vaksin maka tubuh dapat memproduksi antibodi yang dapat mendeteksi dan membunuh virus pada infeksi berikutnya. Namun terkadang virus dapat bermutasi yang justru dapat membantunya lepas dari deteksi antobodi, inilah yang kemudian disebut immune escape atau immune evasion. Omicron diduga memiliki kemampuan immune escape lebih tinggi jika dibandingkan dengan varian delta dan varian lain sebelumnya.

Dari segi transmisibilitas, Eldred (2021) menjelaskan bahwa transmibilitas merupakan kemampuan virus menyebar untuk menginfeksi dari satu orang ke orang lain. Varian delta memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam mentransmibilitas virus daripada varian sebelumnya dikarenakan mutasi dari protein spike itu sendiri, sehingga membuatnya lebih menginfeksi sel. Sehingga kemungkinan varian omicron ini memiliki transmibilitas yang lebih tinggi daripada varian delta.

Varian omicron pertama kali ditemukan di Botswana, Afrika Selatan pada bulan November 2021. Callaway (2021) dalam artikelnya Heavily Mutated Omicron Variant Puts Scientists on Alert.  bahwa setelah omicron teridentifikasi pertama kali, varian tersebut kemudian menyebar secara cepat. Berdasarkan analisa genome sequence, 77 sampel virus yang diambil di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan apda 12/11/21 – 20/11/21 menunjukkan bahwa sampel tersebut teridentifikasi varian B.1.1.529 atau omicron. Kemudian secara cepat mulai menyebar ke lebih dari 40 negara di dunia, temasuk salah satunya di Indonesia.

Langkah Preventif Penyebaran Virus

Jika dikatakan kita sudah lelah mengikuti aturan-aturan klasik yang terus menerus diketatkan kemudian sedikit dilonggarkan lalu kembali lagi diketatkan. Namun sebenarnya aturan tersebut diterapkan mengingat memang naik turunnya kasus dapat menyebabkan aturan menjadi mudah berubah-ubah.

Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada tetap menerapkan aturan klasik 5 M, yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, Mengurangi Mobilitas, Menjaga Jarak, dan Menghindari Kerumunan. Hal tersebut sudah terbukti ampuh dalam mengurangi penyebaran virus sejauh ini. Terlebih untuk saat ini, virus omicron sudah masuk dalam klasifikasi VOC yang memiliki perhatian khusus dan mungkin sudah berevolusi dengan kapasitas penyebaran yang lebih mudah pada orang dengan kapasitas antibodi rendah.

Terus menerapkan aturan tersebut menjadi langkah preventif utama yang paling mudah dilakukan oleh semua orang. Jika dirasa memiliki berbagai tanda atau kontak erat untuk secepatnya melakukan pemeriksaan PCR agar memungkinkan isolasi tepat waktu dan pengobatan yang tepat agar transmisi varian omicron terhambat.

Vaksin juga masih dianggap penting sebagai tindakan preventif, walaupun dapat dikatakan hampir mayoritas masyarakat sudah melakukan vaksin. Namun menurut Saciuk dan Kertes (2021) dalam penelitiannya menyatakan bahwa setelah 6 bulan seseorang mendapatkan vaksin dosis keduanya maka proteksi antibodinya menurun secara dramatis. Sehingga penambahan dosis vaksin perlu dilakukan untuk memaksimalkan kembali antibodi yang mulai menurun.

Mengingat saat ini varian omicron sudah mulai terdeteksi di Indonesia, mengisolasi pekerja migran dan warga dari luar negeri atau yang kontak erat secara langsung ketika terdeteksi, menjadi langkah utama menghindari penyebaran virus. Dilanjutkan untuk masyarakat yang selalu waspada dan mematuhi protokol kesehatan karena virus masih terus terdeteksi bermutasi. (*)

(*) Cahyaningtias Purwa Andari

How Much Public Issues Rating in This Post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 10

No votes so far! Be the first to rate this post.

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Sumber Tautan Berita

Callaway, Ewen (2021). Heavily Mutated Omicron Variant Puts Scientists on Alert. https://www.nature.com/articles/d41586-021-03552-w. (diakses pada 27/12/21).

Eldred, Sheila. (2021). Coronavirus FAQ: Help me with omicron vocab. What’s immune evasion? Epistasis?. https://www.npr.org/seactions/goatsandsoda/2021/12/03/1061219646/coronavirus-faq-help-me-with-omicron-vocab-whats-immune-evasion-epistasis. (diakses pada 27/12/21).Komara, Indra. (2021). https://news.detik.com/berita/d-5871626/46-kasus-omicron-di-indonesia-40-di-antaranya-sudah-divaksin-2-kali. (diakses pada 27/12/21)

Saciuk, Yaki & Jennifer Kertes. (2021). Effectiveness of a Third Dose of BNT162b mRNA Vaccine. The Journal of Infectious Diseases. xx: (xx xx). 1-4.

World Health Organization (WHO). (2021). Enhancing Readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States. https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/technical-brief-and-priority-action-on-omicron.pdf?sfvrsn=50732953_3. (diakses pada 27/12/21).


Valid / Tidak Valid? :

Valid